Lakon hidup tiada mengalir,
Karena tema purba menyumbat hidung bendungan
Lakon hidup tiada mengalir,
Karena tema purba menyumbat hidung bendungan
Dahulu
Keindahan cinta
kusebrangi ribuan pasang
Hingga camar – camar ditanah biru
karena apa ?
Kau lantunkan sebait lagumu
kau bilang sebagai awal dari yang terakhir.
Nyatanya semuanya tak berwujud apapun.
Tuhan ,sampaikan kerinduan kami
Berat rasanya menggantikan putih abu abu
Kami adalah jelantah ikan teri
Merangkak gagah dengan perut buncit
Aku pecinta peri kecil tanpa sayap
dan doa sepanjang tali sepatu.
Di atas kanvas kusut, daun bambu
Meringkukku diketiak bumi
Tak maju pun mundur
Layang – layang kita sempat membubung
membaur bersama cakrawala tanpa rekaan
Bahasamu menjamu jujur
berjubah tanpa dosa- dosa murni,
memaksaku jadi nahkoda
berlayar menuju panca negara
pasrah, tanpa jalinan resmi
berjubah tanpa dosa – dosa murni ,
Seperti mukjizat indah
memaksaku tanpa imbalan
buah doa kita sampai di pelaminan
tanpa saksi
Bahasamu menjamu jujur
berjubah tanpa dosa- dosa murni,
memaksaku jadi nahkoda
berlayar menuju panca negara
pasrah, tanpa jalinan resmi.
Bahasamu menjamu jujur
berjubah tanpa dosa – dosa murni ,
Seperti mukjizat indah
memaksaku tanpa imbalan
Akhir perjalanan, tersangkut risau
buah doa kita sampai di pelaminan
tanpa saksi
300408