Teteh Titiem Si May

Dahulu

Ketika bungamu masih semerbak

Di taman perawan

Kau undang ribuan kumbang

Tanpa sayap tanpa napsu

Tak cemas kau pamerkan kemolekan

Kelopakmu yang mulai merekah

Oh… betapa buat akhwat tenggelam

Bersama butiran – butiran debu segar

Indah …. Puji mereka

Tak pernah ku saksikan sebelumnya

Pasal pasal tersembul di permukaan tanah merah itu

Memboikot rahasia di balik musim paceklik

Sementara di ujung jariku

Aurora menyala – nyala layak bunga padma

Tumbuh di pagar fajar

Di balik ia belum menyingsing

Hingga panca rona yang ia cipta

Tak tertembus dengan ujung kaki yang suci

Tapi ….

Pancarona ak lekas hampiri

Petakan tanah yang kecil

Mulai tak bisa bernafas

Entahlah sampai kapan

Desaku yang kurus ini

Bias melawan paceklik

Yang semakin mencekik.

150107

Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar