Teteh Titiem Si May

CINTA PERGI, SAAT AKU BUTUH

” MISSING YOU


“ pagi, di tempat kost… “

“ adek cepet bangun dah pagi nih, wehh jorok nok cewek – cewek bangune kesiangan. Dah pada sholat tha?”, sana ge sholat dulu, trus kita jogging. Ayo bangun, sambil menarik – narik selimut yang masih menempel di badan Kristy, yang paling susah dibangunin, mala memaksa krsty bangun.

Sedang teman – teman yang lain sudah pada bangun dan mengambil air wudlu.

“ iya – iya mbak, bentar “. Jawab kristy, sambil kedip – kedip yang menandakan matanya masih belum kuat bangun itu, dya memasang senyum manis sebelum akhirnya berlalu meninggalkan kamar dan menyusul teman – teman yang lain.

“ Mala adalah gadis cantik berkulit putih, berambut ikal, tapi sekarang sudah lurus karena efek dari bondingan. Dya gadis cerdas yang sikapnya lebih banyak dingin. Ketimbang si Kristy yang selaluhiper aktif.”

***

“ Saat Jogging “

“ Cie… yang habis kencan kemaren, cuit… cuit “, ledek putri pada tietha menggemas,

“ ah paan sih put, kamu tu cok teu aja “ jawab tietha sembari berpaling malu.

“ Mbak gmana kencannya kemaren ? dapat apa? Hehe ledek kristy semangat.

“ ih resek ah kalian semua, orang kalian ngerdi sendiri kan, kemaren tu apes. Baru aja berangkat ehh dah disambut hujan jadinya q mampir kerumah budeku gitu“. Cetus tietha membela diri .

“ Trus disana ngapain aja tha? “ Tanya mala ikut andil

“ iya tha ngapain za “ putri dan kristin bertanya kompak

“ Beneran neh pengen tahu ? ” ledek tietha menghidupkan suasana. Sontak semuanya penasaran. Gak ngapa – ngapain ko’, suer q Cuma ngeteh za….. hehehe

“ alah ngeteh … apa ngeteh ….” ledek putri yang memang iseng itu.

“ haha….. ada deh mau tau aja, tietha berlalu sambil berlari lebih kencang, dan teman – teman yang lain mengikutinya “.

***

Hari berikutnya,

“ teng … teng … teng … bel masuk sekolah berbunyi sangat keras, secara rumah kos tempat tinggal tietha dan kawan – kawan ada tepat di depan pintu gerbang sekolah.

“ cepet tha, tu Pak Anam sudah didepan gerbang “, usik mala terburu – buru.

“ bentar la tungguin aku, bruk…., la help me po’o buku aku jatuh kelantai semua. Please, mala cuantik deh….. “ aku pakai sepatu dulu okey sayang. Harap tietha.

“ Ya … ya dasar gembul lu “, mada mala makin menggemas bercampur getar. Pasalnya kalau Pak Anam sudah ada didepan gerbang, yang datang telat bakalan di bekali sanksi.

“ sakit banget rasanya, di cubit …. “

“ ha… ha… tapi hari ini penuh dengan semangat “

Pak Anam sebagai Kepala sekolah, dia sagat disiplin. Gak ada satupun dari siswa yang berani bilang enggak. Beliau adalah The best master deh pokoknya. Biarpun begitu dya sayang sama muridnya, dia selalu memberikan motivasi dan semangatnya berkobar, seindah bendera merah putih yang menggantung ditiang bendera di depan kantor itu..

Mala dan Tietha satu jurusan, mereka ngambil Program Ilmu Sosial ( IS). Tapi beda kelas. Mala netap sebagai siswi yang dingin di kelas XII IS 2 sedangkan Tietha di kelas XII IS 1 yang semua penguhuninya gak ada yang beres.

Setiap hari di kelas tiethe selalu ada saja yang kena hukuman, sebagai sekretaris kelas yang baik nan berprestasi, tietha seringkalu berusaha negur teman – temannya. Suatu pagi sekitar jam 09.30 menit. Tietha yang baru datang dari kantin sama teman – temannya, memeggoki salah seorang siswa yang melanggar aturan dikelasnya. Sontak tietha dan teman – teman tidak terima.

“ teman – teman kita ini sudah dewasa, sudah kelas XII, please aku mohon banget sama kalian. Kalian harus lebih sopan dikit dunk, jaga sikap. Malu kan kalau sampai tahu adik kelas !!!. kelas kita itu sudah dipandang rendah ma guru – guru, udah ancur, please, jangan menambah hal itu menjadi lebih buruk. “. “ oke kalian boleh merokok, tapi aku mohon jangan disini, kamu juga, sana merokok dikelasmu, ajak semua teman – teman mu merokok dikelas mu. Jangan disini. “Cetus tietha kesal,

“kamu itu bob, dah gede gak punya malu, otakmu tu sebenere dipake’ apa gak sih? Kamu niat sekolah apa gak sih? Kalo gak mending gak usah masuk kelas! Nada litha meninggi, mendukung tietha, litha sebagai wakil dikelasnya merasa tidak terima dengan semua ini. soalnya memergoki boby and the gank, lagi asyik merokok di kelas.seolah tak merasa bersalah.

Boby sebagai ketua kelas, tapi sama sekali tidak merasa memiliki tanggung jawab untuk merawat, memperindah kelas. Diaselalu memberikan kesan yang buruk hingga teman – teman yang lain merasa terganggu.

“ Alah, busyet…. sok alim lu tha jadi orang. Mentang – mentang lu pinter, ngomong kaya gitu. Aku ngerti tha, lu gak pernah kena hukum, disayang sama guru, lu lagi tha (menunjuk kearah tietha yang berada disamping litha) …. ini buat kamu “ boby melempar sebatang rokok yang masih terbakar, kearah tietha, untung saja tietha bisa menghindar jadi tidak sampai terkena batang rokok itu.

“ hu…… “ sorak sekawanan siswa laki – laki yang berasal dari kelas lain mendukung boby. Sembari perpaling mengikuti boby meninggalkan kelas dan merasa menang.

“ sedikit kecewa, tietha kembali kemejanya. Membolak – balikkan buku matematikanya sambil menahan kristalan lembut di kelopaknya nan indah itu. “

“ tha maafin temen- temen ya, kamu benar ko’, aku salut sama kamu tha “. Hibur Andika, gak usah pedulikan mereka, sambil memeluk tubuh tietha. Cowok berkulit putih ini, biarpun bandel tapi dia sangat perhatian banget, dia memiliki nilai humor yang tinggi, dan terlebih dia sangat menghargai tietha.

“ tietha hanya mengangguk,” “ makasih ya dik … “ ujar tietha.

“ oya tha, entar ikut kerumah ku ya!!, pulang sekolah. Temen – temen pada kumpul semua, Helga, Ayu, Agung, Alex juga ikut ko’. Di rumahku lagi banyak rambutan neh, oke say, ajak Andika menawarkan diri.

“ Insyaallah ya dik, ntar kalau ada sepeda aku sama litha kesana “

- - -

“ sesuai kesepakatan, tietha dan litha menuju kerumah Andika yang jaraknya ± 1 kilo meter dari tempat kost tietha.dengan mengendarai sepeda motor Mio Sporty warna merah milik tietha yang bisa di bawa ke kosan itu, mereka menuju kerumah Andika, yang biasa dipanggil dengan sebutan Kampret “.

“ sampai disana, wihh ternyata benar – benar rambutannya mengguyur lidah,”

“ enyak coy, betah dik aku tinggal dirumah kamu “ sambil meringis tietha menikmati segerombol rambutan yang masih segar. Dasar gembul lhu, sorak agung yang sedang asyik mendengarkan musik dipojokan rumah itu ambil bicara.

“ tha kamu disini dulu ya, tunggu aku bentar aja. Aku mau kerumah Lucky, aku pingin nyelesaikan ini semua tha, aku gak bisa kaya’ gini terus. Pamit tietha pada litha sahabat baiknya.

“ ya udah, hati – hati ya, moga – moga kamu ketemu dia “ jawab lita sembari tersenyum, menunjukkan kedua lesung dipipinya yang tampak manis itu.

“ ok, aku berangkat dulu ya tha, bentar kok. “ setelah selesai memasang helm, tietha pun berlalu dengan mio sportynya.

***

Rumah lucky tidak jauh dari rumah andika, ± 200 meter tapi gak sampai lima menit tietha sudah sampai di rumah lucky kekasihnya yang sempat tiada kabar beberapa minggu terakhir. Sampai dirumah lucky rasa deg – degan bercampur aduk karena ini kali pertamanya tietha kerumah lucky.

“ tok… tok… tok…, assalamu’alaikum “

“ wa’alaikum salam” dari dalam terdengar suara sorang lelaki, yang tak lain adalah lucky. Ia menghampiri tietha dan bersalaman sebelum akhirnya mengajak tietha masuk.

“ kamu sendirian yang?” tanya lucky datar dan masih menunjukkan rasa kecintaannya, sambil melihat – lihat disekeliling dan mempersilahkan kekasihnya masuk kedalam rumahnya.“ dirumah lucky sedang sepi, ibu dan ayahnya sedang pergi ke acara reuni keluarga. Dan lucky sendiri tadiya mau ikut, tapi karena kecape’an akhirnya dya ngurungin niatnya itu.

“ iya “ tietha mengangguk

“ lucky sadar benar dengan maksud kedatangan tietha kerumahnya, lucky juga menyesal karena telah tidak perhatian dengan kekasihnya itu “.

“ maafin aku ya sayang, beberapa minggu terakhir ini aku gak pernah jenguk kamu, gak pernah hubungin kamu, gak pernah tanyain kabar kamu.” Lamu sekarang gimana kabarnya?

“ alhamdulillah baik mas “

“Oya kapan UANnya?”

“Masih kurang sebulan lagi mas “

“ tietha, mas lucky minta maaf ya, maafin sikap mas lucky beberapa minggu ini.”

“ tietha mengangguk, tapi “ kenapa mas? Sudah gak sayang lagi ya sama tietha?” kemana saja kamu mas, saat tietha sakit, saat tietha butuh perhatian kamu, kenapa kamu menghilang mas? Kenapa ? kemana kamu mas?, air mata tietha tak menetes, tietha melepaskan segala rasa penasaranya, kerinduannya. Tietha menangis dihadapan lucky kekasihnya.

“ mas lucky minta maaf sayang, mas lucky sayang sama tietha, mas lucky gak pernah punya maksud buat nyakitin tietha. Mas lucky cinta sama kamu sayang. Sambil mendekap tubuh tietha dan mengusap bulir kristal yang mengalir dipipi tietha.

Lucky mengangis, karena ia merasa bersalah, karena ia juga bingung apa yang harus ia lakukan. Disisi ia merasa dihina oleh ita mantan kekasihnya yang sekaligus sahabat tietha. Dihadapan lucky dan keluarganya ita memberikan kesan terburuk, sampai permusuhan dengan keluarga yang terjadi. Di sisi lain lucky tak bisa bohongin kalau dia suka sama tietha.

Tietha dengerin penjelasanku dulu “ Please, tatap mataku tietha, sambil mendongakkan dahi tietha “ lihat mataku, aku tulus tha, aku yang minta kamu buat jadi pacar aku. Aku punya tanggung jawab tha, Aku pacar kamu. Maafin aku kalau beberapa minggu ini aku gak pernah hubungin kamu, aku gak bermaksud menghindar dari kamu tha. Aku sayang sama kamu tha,

“A.. ak.. akuu masih bingung tha, dengan apa yang harus aku lakukan, aku takut persahabatan kamu sama ita terganggu karena hadirnya aku tha. Nada lucky terbata – bata.

Tietha semakin tak kuasa membendung tangis, ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan sekarang.

“ trus kita gimana hubungan kita mas? Ita semakin terisak, ia menyadari kesalahan yang telah ia lakukan terhadap ita, tapi tietha juga gak bisa nolak kehadiran lucky dihatinya. Persahabatan ita dan tietha sedikit runyam setelah ita tahu tietha pacaran sama lucky, mantan kekasihnya itu. Aku ngerti kita telah salah mas, aku gak ingin kita sembunyi kaya’ gini terus, aku ingin keterbukaan mas, aku takut kehilangan mas, aku takut itu. Tietha semakin terisak – isak.

“ trus apa yang kamu takutin lagi mas ? karena ita sudah menerima hadirnya yang lain ?, karena kamu masih takut kehilangan dia ? atau karena kamu gak pernah serius buat pacaran sama aku? “

Lucky kembali memeluk tubuh tiehta, erat kian erat hingga tietha tak tergerak sedikitpun. Lucky mendekapnya seolah tak ingin jauh dari tietha. Lalu dengan lembut lucky menyibak rambut tietha yang indah lurus nan terurai itu, lucky mencium kening tietha berulang – ulang. Lalu luckymendongakkan dahi tietha tepat didepannya. Lucky pun mulai menciumi bibir tietha yang memerah, melumatnya dengan lembut. Tietha yang sedari tadi tak bisa tergerak pasrah dengan sikap lucky.

Setelah lama berpagutan, keduanya kembali melepas pandang, lama… lucky kembali mendekap tietha dengan erat, kembali mencumbunya dengan lembut, dan dengan segala kerinduannya.

“ itulah jawaban ku tha “ aku sayang sama kamu, aku gak ingin kehilangan kamu, sekali lagi percaya sama aku, aku gak akan kecewain kamu lagi. Gak akan buat cintaku bersedih, dan gak mau buat kamu seperti ini lagi. Aku akan berusaha buat ngelewatin rintangan ini, buat kamu sayang, buat cinta kita. “ kata – kata indah itu buat tietha tenang “.

Tietha hanya mengangguk sembari menahan air mata dan malu. Tietha juga cinta sama mas lucky. Tietha takut kehilangan mas lucky.

“ lucky kembali mendekap tubuh tietha, tapi kali ini tietha menolak “

“ sudahlah mas, tietha malu, “ wajah tietha memerah, menahan

“ lucky hanya tersenyum, thanks ya sayang, kamu dah ngertiin mas lucky. “

“ oya kamu tadi dari mana sayang ? ko’ masih pake’ seragam, lucky baru menyadari. Gak bimbingan tha ? “

“ sambil tersenyum ringan tietha menjawab “ aku tadi lagi kumpul – kumpul mas dirumah kampret (panggilan akrab andika) makan rambutan, tapi perasaan ku gak enak, makanya aku pamit sama mereka buat kesini, teman – teman skarang paling udah nungguin aku,”

“ kamu mau kesana lagi ?” aku antar ya ? lucky menawarkna diri

“ tietha mengangguk, menandakan ia setuju.”

“ keduanya lalu keluar dari rumah, menaiki sepeda motor yang berbeda. Lucky dengan mio sporty warna hitamnya tampak gagah, membarengi tietha, di perjalanan mereka sedikit mengobrol “ sampai di rumah andika, lucky Cuma tersenyum sama teman – teman tietha, mengangguk (memberikan kode, dia pamit pulang dulu) dan seisi rumah membalas sapa dari lucky.

“ cie… uhuy, akhirnya ketahuan juga kamu punya pacar “ ledek alex, cowok hitam maniz, yang menaruh hati pada litha sahabat tietha yang berkulit putih segar, dan cantik itu.

“ wajah tietha memerah, tapi tak menghiraukan ledekan teman – temannya, dan asyik melanjutkan makan rambutan “. Sampai akhirnya mereka meninggalkan rumah andika untuk pergi kesekolah melanjutkan bimbingan belajar sore .

***

“ mbak kristy latihan pencak silat dulu ya mbak, sambil menciumi kakak – kakaknya kristy meninggalkan rumah , assalamu’alaikum “

“ wa’alaikum salam “, jawab seisi kosan kompak .

Kristy adalah gandis cantik, pintar dan berprestasi disekolahnya. Dia sering mendapatkan kejuaraan di Seni bela diri ini. Bahkan dia dipilih menjadi perwakilantingkat propinsi. Dia adalah adik kesayangan mala, mereka berdua layaknya sebuah bulpoin dan buku deh gak bisa dipisahin, meskipun dia sedikit tomboy tapi dya sangat manja banget. Terutama kepada mala.

***

“ Putri kamu weekend kemana entar malem ?”tanya tietha penasaran.

“ aku gak ngerti mbak, soalnya tadi gak janjian ma angga, alah paling juga telpon – telponan aja ma dya” jawab putri sederhana.

“ o…..w…”

“ sampean sendiri mbak ?”

“ tahu put, tunggu entar aja, klo mas lucky datang, hehe tietha berharap.” Oaya put, ngomong – ngomong mbak yu mu mala kemana ? ko’ dari tadi aku gak liat hidungnya sama sekali.”

“ hahaha mbak, sampean tu ko’ katrok banget, mbak sari lo udah berangkat ma mas hendi, gak tau kemana. Tadi se bilange mau jalan – jalan aja, aku juga gak paham mbak. Putri memang memiliki selera humor yang tinggi, dya masih kelas X, adik kelas kristy, tapi dya nyambung diajak ngomong dan pokoknya dia asyik banget.”

“ mereka berdua berbincang – bincang sembari tertawa renyah tak karuan. Dikosan lagi sepi, alasannya Kristy pulang kerumanhya karena besok libur sekolah, jadi tinggal bertiga, mala, tietha dan putri.

“ Assalamu’alaikum “,

terdengar suara salam dari pintu depan, putri penasaran kemudian keluar dari kamar dan mendatangi arah suara itu,

“ wa’alaikum salam, ternyata lucky. Silahkan masuk mas, sapa putri sambil bersalaman dan mempersilahkan masuk. Sendirian aja ya mas? Wih, sayangnya mbak kuntil gak ada. (kuntil yang dimaksud putri adalah kristy) coba kalo ada,, ancur lu pak de kena ojlokan dya, hahaha,,,,

Bentar yo pak de panggilkan mbak yu dulu. Putry sambil ketawa meninggalkan lucky diruang tamu.

“ mbak yu, bojomu lo mbak “ teriak putri meledek

“ lucky sudah terbiasa dengan ulah putri, jadi tidak kaget lagi, bahkan putri manggil lucky dengan sebutan pak de.” Dasar leter (centil) “ batin lucky dalam hati.

“ tidak lama kemudian tietha datang diruang tamu, kali ini tietha sedikit polos, hanya menggunakan kemeja warna orange, jeans white. Sedangkan lucky tampak gagah, entah apa yang membutnya beda kali ini.

“ mereka berbincang – bincang diruang tamu, hingga malam”

“ besok bisa kan yang, tanya lucky, mengajak tietha jalan – jalan “

“ insyaallah ya mas,”

“ bsok jam 11.00 siang aku kesini “ senyum manis lucky membuat tietha tak kuasa untuk mengatakan engga’”

“ tietha mengangguk, malu”

Setelah lama mengobrold, akhirnya lucky berpamitan untuk pulang “ karena dia merasa tidak enak sama tetangga tempat kos tietha tinggal.

***

“sebulan berlalu, detik – detik kelulusan akan segera dimulai”.

Tiap hari tietha selalu berkonsentrasi terhadap pelajaran yang akan di UANkan. Dan dalam sebulan itu pula kehadiran lucky kembali tiada, kali terakhir pertemuan mereka adalah setelah jalan – jalan. Dan sampai sekarang lucky gak pernah kasi kabarnya dya ke tietha. Sebagai seorang kekasih, tietha merasa heran dan bingung. Apa yang terjadi dengan lucky. Karena tiap kali dihubungi, Hpnya selalu terhubung dengan mail box. Pikiran tietha semakin tak karuan.

“ di meja belajarnya, tietha bersedih, dia membuka diary kesayangannya tempat dia menaruh keluh kesah, keceriannya, kesedihannya, dan kerinduanya setiap hari. Tietha kembali menggoreskan tintanya

Tengah malam,22-05-2008

Tak kudapati cinta yang terindah

Selain bersamamu kasih.

Biarpun waktu tiada berpihak lagi

Namun ketulusan akan pengharapan

Terhadapmu masih kian utuh

Aku mencintaimu bukan karena nafsu

Tapi hati nuraniku.

Tapi apa yang kau berikan ini

Bagimu ketulusan cintaku

Hanyalah bagai sebuah hiasan plastik nan tak berharga

Kamu meletakkannya disebuah sudut nan teramat dalam

Melihatnya sebentar, lalu tak mau lagi melihatnya.

Yang merindumu, Tietha

“ dua hari lagi UAN akan berlangsung…,

Sepulang sekolah di tempat kos.

“ assalamu’alaikum “ dari arah pintu terdengar suara perempuan, tietha menuju kearah pintu “

Seorang gadis kecil, hitam manis, rambutnya terurai tampak cantik. Dia adalah maya, sepupu lucky.

“ wa’alaikum salam “, sambil mempersilahkan maya duduk. maya dan tietha sangat dekat, bahkan mereka sangat akrab. Kali ini maya datang bersama pacarnya deni. Dya mengembalikan baju tietha yang dipinjamnya saat kehujanan seminggu yang lalu.

“ ya, mas lucky kemana? Tanya tietha kepada maya penasaran

“ gak ngerti mbak, bude bilang , dya kuliah ngambil bahasa mandarin. Katanya mau ke Korea gitu, mangnya gak bilang ya sama mbak “

“ tietha menggeleng, seolah tak percaya “

“ Hpnya juga gak dibawa mbak, mas lucky pergi dari rumah dan aku sekarang gak ngerti dimana dia, beberapa dari bajunya juga dia bawa. “

“ tietha menangis, bercampur kaget. Kenapa dengan teganya lucky ninggalin dirinya, saat dirinya membutuhkan motivasi, membutuhkan kasih sayang dan membutuhkan hadirnya sosok yang bisa memberikannya semangat padanya. Tapi semua telah terjadi.

“ mbak maya pamit dulu ya mbak, maafin kakak ku mbak ya, kalo dia sering kecewain mbak, aku sayang sama mbak. Makasih buat semuanya mbak ya”

“ assalamu’alaikum “ sembari meninggalkan kosan.

“ wa’alaikum salam “ jawab tietha dengan penuh kesedihan

“ belum ada lima menit setelah mya meninggalkan tempat kos, ada yang datang ke kosan tietha, seorang laki – laki paruh baya, dia bernama Pak Slamet, pemilik bengkel di dekat warung Pecel lele”.

“ ada apa pa? Tanya tietha penasaran, karena baru pertama kali ini Pak Slamet datang ke kosannya.

“ itu tha, ada yang kecelakaan, temen kamu

“ siapa pak? “ tanya tietha gugup.

“ tietha kemudian mengikuti pak Slamet dengan mengendarai sepeda motornya.

“ maya, knapa dia pak? Apa yang terjadi ?” sambil menangis tietha menghampiri tubuh maya yang berbalut darah segar itu.

“ ternyata maya dan pacarnya, dya mengalami kecelakaan saat akan pulang kerumahnya, sepeda motornya tersenggol bak Truk yang membawa tebu dari arah yang sama. Sepeda motornya hancur, maya mengalami luka yang parah dibagian kepala, sedangkan dani dya terluka dibagian kaki dan tangannya.

“ orang – orang terdekat langsung membawanya kerumah sakit ”

“ tietha mencoba menghubungi lucky, tapi sayangnya no hpnya tetap tidak aktif, dari saku maya, tietha mengambil hp maya dan berusaha menghubungi saudara – saudara terdekat maya”.

“ beberapa saat kemudian keluarga maya datang dan menyusul maya dirumah sakit.”

“ tietha gak bisa ikut, karena dua hari lagi UAN sudah dimulai, dengan segala kesedihannya, dia mempersiapkan diri.”

“ sorenya tietha dan mala menjenguk maya dirumah sakit, tubuh maya masih tidak berdaya, untungnya dya tidak terlambat dibawa ke rumah sakit, karena jika terlambat maka kejadian lain yang gak diinginkan akan terjadi.”

***

Didalam kamarnya tietha kembali teringat akan lucky, yang tiba – tiba menghilang itu.

“ kamu kemana sih mas? Tanya titha dalam hati” besok aku UAN mas, kenapa kamu gak datang buat kasih semangat aku? Knapa mas? Kenapa kamu gak peduli sama aku mas? Sambil menangis, ia teriak lirih, dia memukul – mukulkan diarynya di meja belajarnya.

“ maya yang dari tadi di ruang tamu itu langsung masuk kekamar tietha “ dia mencoba menghibur tietha “

Sudahlah tha, kamu jangan bersedih terus. Lihat badan kamu!, besok UAN tha sedangkan kondisi tubuh kamu belum sehat. Kamu yang sabar ya tha, mungkin dya lagi sibuk jadi belum sempat hubungin kamu. Badan kamu masih panas tha, jaga kesehatan kamu,sudah seminggu kamu sakit. Fokuskan fikiran kamu buat kelulusan dulu. Ya tha!!

“ tietha tak bisa menjawab, air matanya tak henti – hentinya mengalir “.

“ jangan lupa obatnya diminum ya tha, biar cepat sembuh “

Selasa, 24 Mei.. pagi

“ UAN pertama dimulai, mata pelajaran kali ini Bahasa Indonesia dan Matematika “ dengan kondisi tubuh yang masih kurang baik, tietha berusaha mengerjakan soal-soal dengan semaksimal mungkin. Dengan do’a yang tulus, dia pasti lulus. Waktuny6a mengerjakan telah habis, setelah mengoreksi tietha dibawa ke UKS oleh beberapa guru pengawas UAN, dan didampingi oleh Pak Budi Kapolsek yang bertugas ketat mengawasi jalannya ujian negara itu.

Hari berlangsung cepat, seolah tak memberikan kesempatan buat belajar lagi. Hari ini UANterakhir, kondisi tubuh tietha sudah baikan.

Tapi kali ini beda, tietha merasakan kekompakan yang teramat kompak, sebelum memasuki kelas guna mengerjakan soal – soal. Seluruh murid dari kelas XII IS 1 kelas tietha, berkumpul dibawah pohon beringin dibarat kantor. Kali ini penuh haru, dan tangisan. Disana mereka saling meminta maaf dan berjabat tangan. Mereka berdo’a dengan sangat khusyu’ kali ini. Terutama boby, kali ini dia berubah lebih dermawan. Dia meminta maaf ke Tietha dan Litha. Mereka pun bersama – sama melepas senyum. Antara takut san senang.

Sebelum memasuki ruangan, boby meminta semuanya berkumpul, membimbing mereka dan meminta aga semuanya menyatukan tangan. Baiklah teman – teman sebelum kita mengerjakan soal – soal ini, marilah kita berdo’a menurut agama dan kepercayaan masing – masing, berdo’a mulai’. Bisa diakhiri. Boby sangat bijaksana kali ini. Ikuti aku ya teman – teman “ KITA PASTI LULUS, IS 1 LULUS, YES… YES “ dan semua teman – teman mengikuti yel – yel yang di ajarkan boby. Hari ini terasa indah, pengawasan pun lebih bijaksana.

Selesai mengerjakan tugas, kembali mereka berkumpul untuk berdo’a sebelum akhirnya libuaran.

***

Libur sekolah tiba, tietha menghabiskan waktu – waktu luangnya hanya dikamar, sekedar, menulis, merenung dan menangis, masalah hati – tetaplah hati yang bagi tietha sulit untuk tergantikan. Hari hari yang panjang berlalu, hingga tiba saat pengumuman kelulusan, dimana Lucky dulu pernah berjanji akan mengajak tietha jalan – jalan jika sudah lulus nanti.

Pengumuman kali ini benar – benar mendebarkan, pengumuman sempat ditunda, dengan alasan ada sebagian dari kami yang katanya tidak lulus, tietha dan teman – teman nya merasa takut. Jika dia yang tidak lulus, apalagi waktu ujian kmarin tietha sakit, jadi tietha takut tidak bisa mengerjakannya secara maksimal.

Setelah ditunda dua jam, guru – guru meminta agar semuanya kembali kerumah masing – masing, sampai jam 12 siang.

“ Jika tidak ada yang datang kerumah kalian sampai jam 12 siang bberarti kalian lulus” kata kepala sekolah.sambil berdebar, semua muridpun mengikutin instruksi tersebut.

“ detik – detik berlalu terasa lama, keringat dingin keluar, saat tietha tahu ada sebuah mobil dari arah timur menuju kerumahnya, tietha bedebar saat mobil itu berhenti tepat didepan dia berdiri “

Mobil milik Pak Wahyu, guru agama Islam.

“ pak, saya lulus kan pak? Tanya tietha ketakutan “

Pak wahyu tersenyum renyah, kamu lulus tha. Bapak Cuma berkeliling saja.

Jawab pak Wahyu sederhana.

“ alhamdulillah “ tietha menangis dan langsung mengambil sepeda motornya dan menuju kearah sekolah. Disana teman – teman yang lain sudah menunggu. Alhamdulillah Lulus 100%. Kita semua kegirangan. Dewan guru melakukan itu semua, karena tidak ingin ada konfoy.

Tapi tetap saja, mereka melanggar. 15 menit setelah sebagian siswa berangkat konfoy, mobil polisi datang, dan akhirnya mereka kejar – kejaran sam polisi.

“ penantian tietha sebulan setelah kelulusan tidak pernah terwujud “

“Harapan tietha tak mungkin terjadi, lucky tetap tidak datang. Kali ini tietha berani mendongakkan kepalanya.

Kembali ia menghapiri diary dimeja belajarnya, dan dengan lincahnya dia memainkan jemari – jemarinya.

05-06-2008

“Mas aku sudah lulus, aku gak akan menagih janjimu, maafkan aku sudah terlanjur mencintaimu, jika itu memang keputusan terbaik yang diberikan oleh Tuhan, aku akan terima, lihatlah aku mas, aku sekarang sudah dewasa, aku masih punya masa depan, meski tidak bersamamu. Selamat tinggal mas, aku tak akan berharap lagi. Terimakasih telah mengajariku, kesakitan nan teramat sakit itu membuatku sadar, betapa hidup itu tak selamanya manis. Kebersamaan itu tak selamanya utuh. Hanya Tuhan yang tahu. Aku kembalikan semua kepadanya. Semoga Tuhan selalu memberikan kebaikannya padamu. Semoga kau selalu dilindungimu. Amien “

“ sembari menutup diarynya dan menyimpannya rapi, sebagai kenangan “.

Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar