Teteh Titiem Si May



Tertarik dengan deru angin, menyisir tepian gelap yang menenggelamkan.
Lorong-lorong panjang terhias,
Menyatu karena sudah terlanjur gelap.
Sepotong cahaya tampak samar, menjelma fajar.
Aku tertegun tanpa berucap,
Aku beralih pandang, kutangkap senyum yang kambang,
Kuncup ditepian realita yang merindukan.

Tertarik dengan bening, suara mesin bercampur lagu merdu,
Mengantarkan pada tempat tua serta usang,
Tampak sebuah garis berdiri lurus menyerupa menara,
“Aku baru melihatnya, ayo kita kesana”
Kali ini aku berbicara,
Tanpa dapat ekspresi itu,
Aku telah berada disana, samar seperti lukisan.

Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar