Teteh Titiem Si May



Dipucuk kegamangan itu kudapati kenangan,
Gelap dan keras, tak terkira dia permata.
Permata hitam menjelma kupu-kupu,
Berlari mengitari tepian hati,
Berputar-putar diantara pusaran kelembutan,
Sangat lembut dan lambat.

Hanya seperempat waktu saja,
Selebihnya terpotong malu yang tiba-tiba hadir dan menguatkan.
Tak ada yang pernah tahu tentang itu,
Indah meski tak bercayaha, tapi dia tetaplah permata.

Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar